Konflik Keraton Kasepuhan, Pemkot Cirebon Minta Diselesaikan Internal Keluarga

Konflik Keraton Kasepuhan, Pemkot Cirebon Minta Diselesaikan Internal Keluarga

CIREBON – Konflik akibat perebutan takhta Keraton Kasepuhan Cirebon, diharapkan dapat diselesaikan oleh internal keluarga.

Hal tersebut diungkapkan Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi ditemui radarcirebon.com di Balaikota Cirebon, Jumat (20/8/2021).

\"Keraton harus bisa menyelesaikan masalah itu secara internal, karena ini adalah masalah keluarga. Yang perlu disikapi adalah pertama, kita ingin keraton sebagai simbol budaya itu bisa dipertahankan,” kata Agus.

Kemudian, kata dia, polemik yang terjadi jangan sampai berakibat pada gangguan Kamtibmas di Kota Cirebon. “Itu saja yang perlu dijaga,\" ucapnya.

Ditanya apakah Pemkot Cirebon akan melakukan mediasi atau menjembatani kedua belah pihak, Agus menyebutkan, hal tersebut tidak ada mekanismenya.

\"Nggak ada mekanismenya ya. Kalau mau kita (Pemkot) fasilitasi, ya harus semuanya dihadirkan dan duduk bareng. Kalaupun memang pemerintah untuk memfasilitasi, posisinya ada di mana?” tanya dia.

“Kalau kita menerima satu pihak, nanti pihak yang lainnya akan tidak terima. Jadi lebih baik persoalan itu diselesaikan secara internal keluarga keraton,\" tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Rahardjo Djali telah resmi menjadi Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, dan menyandang gelar Sultan Aloeda II melalui prosesi Jumenengan yang dilaksanakan, Rabu (18/8/2021).

Prosesi Jumenengan berlangsung di Umah Kulon, Lingkungan Keraton Kasepuhan.

Namun, dikukuhkannya Rahardjo Djali sebagai Sultan Sepuh Aloeda II tersebut menuai pro kontra dari sejumlah keluarga besar. (rdh)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: